CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 04 Februari 2011

Kekasih Kedua Mu Menyapa Ku


Ahh sebenarnya aku tak mengenalmu
Siapa kamu?
Dan berapa umurmu?
Yang jelas aku hanya mengerti kau lah orang yang merampas milikku yang berharga

Yah ku akui kau memang hebat merampas yang ku punya
Mencincang kepedihan di dalam hati ku
Kau toreskan luka yang mungkin sampai saat ini belum padam
Kau paksakan dia untuk berani memilih aku atau dirimu sang pencuri
Seharusnya kau punya rasa enggan untuk berkata “cepat, kau pilih siapa!” padanya
Dan sosok aku yang terlukalah yang seharusnya tegas menanyakan sebuah pilihan.
Kau bukan saja merampasnya dari ku tapi kau merampok semua pikirannya
Memberatkan dia untuk memilih mu

Kau menyapaku dengan untaian teks manis
Membuatku seakan bingung dengan kehadiran mu yang tiba-tiba
Dengan seringannya kau katakan “aku pacarnya”
Yah aku hanya bisa tertawa dalam tangis membaca kalimat itu
Seketika ku lepaskan emosi pada dia yang saat itu masih milikku
“Hei, kau pendusta.. kekasih kedua mu baru saja menyapaku”
“Hei, kau pendusta.. inikah kado cinta terpahit yang kau berikan di hari kelahiranku? Ini terlalu indah sayang, begitu indah..”
Deringan telpon berbunyi keras menyapaku yang tergeletak berusapkan air mata
Hei kekasih keduanya, kau mampu menjatuhkan air mata di hari kelahiranku
Sekuat tenaga menahan kepedihan ku jawab telpon itu
Kau bercengkrama masih kau bilang sayang padaku
Masih kau bilang sayang sayang sayang
Kau tahu hatiku bergetar keras menahan luka
Diantara cinta dan sakit dua itu menjadi satu kau tahu bagaimana perasaaan itu bisa kuliskan?

Aku begitu sadar jarak dan waktu masih saja membusungkan dada berlagak sombong seolah kita tak mampu menaklukannya
Aku sadar cinta kita didasari oleh media
Mungkin aku tak seperti kekasih kedua mu yang secara langsung menatapmu di dunia nyata
Namun bagimu aku dunia mayamu, kau anggap aku tak berwujud? Palsu? Tak ada?
Kekasih keduamu itukah yang mengajarkan mu seperti itu?
Kekasih keduamu itukah yang membuat keraguan mu terhadap ku?
Padahal ku yakin cintamu masih utuh di dalam hatimu
Hanya saja kekasih kedua mu itu terlalu beruntung dapat menggoda hidup mu disana

Hai kekasih keduanya tahukah kau, saat detik-detik terakhir ia ingin melepasku
Dia berkata jujur telah lama berdusta kepadaku, dia mengakui kesalahan karena keadaan
Satu kalimat terakhir yang dia ucapkan adalah “Jaga perasaan mu unyung, karena perasaan yang aku punya masih utuh masih seperti dulu” Aku tahu dia jujur hanya saja keadaan disana yang menekan dia untuk berpihak padamu. Aku tak tahu jika aku ada disana kau bisa seberuntung ini apa tidak.

Hai kekasih keduanya, selamat atas prestasimu, selamat posisiku telah diganti olehmu..
Tapi jangan pernah salahkan dia jika dihatinya masih ada namaku.
Salahkan dirimu mengapa kau merampasnya dari ku..
Kau bisa memiliki raganya, tapi kau tak bisa memiliki jalah hidupnya
Yang perlu kau ketahui, aku tak pernah menyesal memilikinya
Aku beruntung karna dialah seseorang yang membangkitkan ku dari keterpurukan di masa dia belum mengenalmu..
Saat ini memang aku terpuruk olehnya tapi hanya saja aku kasihan melihatmu mengambilnya seperti seekor kucing yang diam-diam mencuri ikan
Aku tak pernah menyesal pernah mencintai dia
Aku tak pernah menyesal punya mimpi yang pernah kami bangun walau seketika mimpi itu di hancurkan oleh mu.


Withlove

Fika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar