#DearMama
Ma, bisa peluk aku
sekarang?
Jangan bilang tidak
ma, walau hanya dalam mimpi...aku...aku kangen MAMA!
Ma, aku kira disini
bakalan asyik, aku kira disini banyak teman, aku kira disini bakal baik-baik
saja. Aku salah, di kota ini aku ngerasa sepi, sendiri, terpojok. Bahkan untuk
mencari teman untuk di jadikan sahabat saja sangat sulit ma.
Ma sendiri itu gak
gampang, aku belum terbiasa. Ma, ajarkan aku untuk tegar mengahadapi
kesendirian ini tanpa mu disini, ajarkan aku kuat tanpa pelukanmu, agar aku
terbiasa hadapi ini tanpa air mata. Ingin sekali aku teriak “Ma, aku gak kuat!”
tapi tak ada alasan untuk itu.
Inikah rasanya
tanpamu? Sudah berbulan-bulan kita di pisahkan oleh jarak yang jauh, yah di
tanah rantau ini yang selalu kukira akan indah. Ma, disini aku selalu di anggap
orang lain dan tidak penting bagi teman-teman ku. Apa salah ku ma? Apa karena
aku bukan orang yang berasal dari tanah rantau ini? Aku selalu ngerasa
teman-teman meremehkan ku, mengasingkan ku, tidak percaya dengan kemampuan ku.
Ma, apakah aku tak pantas di hargai? Apakah aku terlalu buruk? Ma, aku udah
berusaha jadi orang yang baik dan ngalah. Aku selalu ingin mencoba bantu mereka
jika kesusahan, aku juga selalu ngalah kalau mereka menginginkan sesuatu yang
aku inginkan. Mama, aku coba mengerti dengan keadaan ini, tapi semakin aku
mencoba menerima aku semakin merasa sedih.
Mama, kapan aku bisa
pulang lagi kerumah? Aku gak mau menunggu terlalu lama disini. Aku berharap
semua ini akan terobati setelah melihat mu Ma. Ma, jujur terkadang aku iri sama
teman-temanku. Mereka tiap minggu bisa pulang ke kampung mereka, kenapa aku
butuh waktu 6 bulan atau satu tahun untuk melihat mu? Setiap weekend datang,
aku hanya bisa mendengarkan cerita “Eh, aku hari ini balik loh ke kampung” atau
“Kemarin aku jalan bareng sama keluargaku”. Aku hanya bisa diam dan menelan
ludah, dan bergumam dalam hati ‘betapa
senangnya jika aku bisa pulang’. Sementara di weekend aku hanya bisa
menghabiskan waktu sendirian di kamar kos dan sangat bahagia ketika Mama nelpon
yah walau hanya sebatas itu. Oh Mama, andai saja jarak kita tak jauh dan tak
terpisahkan dari lautan dan pulau. Aku pasti selalu pulang Ma untuk melihat wajahmu
dan senyuman yang tulus itu. Tapi jarak yang jauh ini, ongkos yang mahal,
menghambat semuanya. Ma, andai saja aku punya sapu terbangnya Harry Potter atau pintu kemana sajanya Doraemon. Pasti Ma, tujuan utama ku “Back to Home”.
Mama aku selalu ingat
kata-kata Mama, “Sabar ya nak” kata ini yang membuat aku selalu berusaha untuk
tegar dan sabar. “Belajar yang rajin ya” kata ini yang selalu membakar api
semangatku untuk terus belajar. Terimakasih Mama sudah mau memberikan ku
motivasi.
Ma, mulai sekarang aku janji bakal
menjadi gadis yang tegar, mandiri, dan dewasa. Mama doain ya supaya aku bisa
punya sahabat yang baik dan gak pamrih sama aku yang mau saling membantu dan
yang gak pojokin aku. Hm, Ma aku boleh nangiskan? Tapi aku janji gak bakal cengeng,
aku bakal nangis kalau aku benar-benar gak kuat lagi. Mulai sekarang, aku bakal
selalu tersenyum. Karena aku yakin dengan tersenyum maka semua
akan menjadi baik. Aku bakal berusaha menjadi anak mama yang
baik dan suatu saat mama bakal bangga lihat aku yang dulu gak bisa mandiri
menjadi kuat dan mandiri. Aku yakin apa yang menimpa aku sekarang adalah
langkah awal untuk menuju kesuksesan. Ya kan Ma? J
Oh ya satu lagi, Mama
juga janji ya jaga papa dan adik di sana. Yang paling terpenting jaga kesehatan
kalian. Mama tunggu aku pulang ya, lihat Ma suatu saat aku bakal peluk Mama dan
memberikan sejuta cinta untuk MAMA.
Love,
-Rafika Dwi-



Tidak ada komentar:
Posting Komentar