CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 02 Agustus 2012

Cerpen : "Perbincangan 1 Jam via Telpon"

WAKTU sudah menunjukkan pukul 12 malam, mataku masih belum bisa diajak kompromi untuk tidur. Aku masih setia memandangi layar laptop dan menulis ria di blog. Sudah ku abaikan 10 kali unknown number yang dari tadi mengusik perhatianku. Kali ini yang ke-11 aku terpaksa menekan tombol hijau di handphone ku. Tak ada suara, tak ada yang bicara. Suasana hening sama dengan heningnya kamarku. Sengaja aku pun tak mengeluarkan sepatah kata pun untuk memulai pembicaraan. Untuk mengucapkan kata halo pun aku tak tertarik. Aku berpacu, perhatianku tertuju pada setiap aliran kalimat tulisan ku.
***
Sudah hampir 20 menit berlalu, ku lihat layar di handphone ku  Masih tersambung, aku lihat dengan saksama tulisan connected masih tertera di sana. Tak lama kubiarkan, terdengar suara lelaki dar handphone itu. Yah, dia memulai pembicaraan.
          "Sampai kapan, mau terus seperti ini? Diam-diaman?". Tukas lelaki itu
Aku masih terdiam dan terpaku. Suara itu, YA suara itu, suara yang telah ku kenal 3 tahun belakangan ini. Tak mungkin salah. Dia Xaver.
          "Ada apa? Kenapa harus aku yang memulai? Bukannya kamu yang berinisiatif untuk menelpon ku? Lalu mengapa kau yang diam?". Aku menyambung.
Dia tertawa kecil.
         "Kau tak berubah, selalu tak mau kalah. hahaha". Laki-laki itu tertawa lagi
         "Aku lagi sibuk menulis, mungkin butuh wkatu setengah jam lagi baru bisa bicara. Lebih baik kau    
          matikan saja telpon mu...". Kataku menghindar.
        "Tak apa, biar ku tunggu dan temani kau". Xaver membantah.
Suasana kembali sepi, aku kembali melayang dalam tulisan ku. 15 menit berlalu, segera ku publish tulisan ini dalam blog. Kembali ku lihat layar handphone ku. Dia masih menunggu.
         " Aku sudah selesai, kau mau bicara apa?". Tanya ku padanya
         " Banyak yang ingin ku bicarakan, bahkan tak cukup lewat telpon". Dia menyambung
         " Oh, mungkin tak bisa lama aku bicara. Hari sudah malam". Aku mengeluh
Dia tak mengabaikan apa yang aku katakan.
         " Aku...aku...entahlah perasaan apa ini. Aku kangen!". Kata dia terbata-bata
         " Lalu kalau kangen mau di apakan? Aku tak bisa apa-apa". Jawab ku ketus sambil memposisikan diri ke tempat tidur dan menyelimuti kaki.
          " Ya, aku pun tak tau. Kau kenapa?Ada yang salah dariku?". Tanyanya.
          " Hari yang buruk, kisah cinta yang pedas". Aku berdelih sedih.
          " Kau bisa cerita, aku selalu siap mendengarkan!". Dia menawarkan.

Aku diam, aku ingin bercerita. Tak tahu harus mulai dari mana. Suasana kembali hening. Tawarannya ku abaikan. Aku terjebak memikirkan sosok laki-laki yang ku miliki saat ini namun Ia kian menjauh. Dia Sandi.
Aku mengalihkan perbincangan, aku belum siap untuk bercerita.
        " Hmm, kau apa kabar?baikkah?". Tanyaku
        " Tak selalu baik, kalau kau merasa tak baik". Jawab Xaver
        " Jadi kau sibuk apa sekarang?". Tanyaku lagi.
        " Aku sudah masuk semester 7, masih sibuk menenempatkan posisi kerja nantinya. Kalau pelayaran
           memang berat. Harus siap bekerja di laut mana dan di negara mana mana saja". Xaver menjelaskan.
        " Aku benci pelaut! Aku takkan mau kalau punya suami seperti mu, hahahaha. Yang lebih memilih
           tinggal di laut daripada harus tinggal bersamaku. Jadi kau takkan punya kesempatan itu.. hahaha!".  
          Aku tertawa bangga dalam candaan.
       " Alasan palsu! Bilang saja kau menghindari aku!". Xaver menjawab dingin. Lalu bertanya, "
         Memangnya kau sudah menemukan yang lebih mengerti kau daripada aku?".
       " SUDAH!. Yang jelas dia bukan pelaut dan dia seiman!". Tukas ku pedas.


Bersambung....

1 komentar: