CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 11 April 2013

Akhirnya Aku Temukan

Tuhan menjawabnya, begitu kesimpulannya..

Pada akhirnya saya paham, Tuhan memberikan manusia sebuah proses untuk dapat kita memahami jawaban arti dari setiap doa. Dua minggu terhitung mundur dari sekarang, kurang lebihnya saya dapat menyimpulkan arti dari pelarian saya dalam beberapa masalah perasaan yang kompleks saya alami. Ya, benar sekali manusia akan condong memakai hubungan "emosionalnya" ketika berhadapan dengan permasalahan hati. Diam-diam melalui beberapa proses Tuhan telah menyelipkan jawaban atas doa saya. Penuh rasa syukur atas ini, karena apa yang saya jalani saat ini adalah bentuk idealisme saya dalam berpikir.

Masih ingat, dua minggu lebih yang lalu adalah masa dimana rasanya saya benar-benar hilang kendali atas nama perasaan. Sempat saya menuliskan dan meminta kepada Tuhan sebuah perpisahan yang sungguh-sungguh dengan dia. Atas perasaan saya yang pamrih untuk dapat dia membalas setiap kasih yang saya beri, atas keegoisan saya dalam berpikir. Disanalah ekspetasi itu melahirkan sebuah kerunyaman perasaan. Masih jelas rasanya saya menuntut untuk jauh dan menghilang, tetpi justru dua minggu yang saya lewati itu mengajarkan saya menjadi wanita yang menginjak anak tangga yang disebut "kedewasaan".

Masih tidak asing rasanya ketika kemarin saya meminta berhenti memikirkannya lalu meminta berhenti mencintainya. Untungnya dalam doa saya menyelipkan sebuah kalimat "beri kekuatan". Dan untungnya lagi Tuhan, memberi saya jawaban atas permintaan saya tentang makna kalimat "kekuatan". Dimana ketika saya ingin mencoba berhenti memikirnya Tuhan malah mendekatkannya lagi, lalu ketika saya berharap bisa berhenti mencintainya Tuhan malah meng"kado"kan sebuah cinta yang dahsyat untuknya, semakin bertambah istilahnya. Dan ketika saya berharap tidak ingin menjumpainya lagi tetapi Tuhan jelas-jelas mempertemukannya lagi dihadapan saya.

Kemudian saya pahami, maksud dari kejadian-kejadian ini. Tuhan sangat adil, begitu adilnya. Setelah saya melalui beberapa proses panjang tadi kemudian Tuhan memberikan saya kekuatan lebih dalam hal perasaan. Tuhan menghadiahkan saya sebuah pola pikir yang merdeka dan sebuah hati yang kuat dan kokoh. Saya bukan merawat dan menjaga luka saya, bukan karena itu saya ingin tetap bertahan atas posisi saya. Tetapi selebihnya saya bertahan karena saya yakin hubungan dan tali persaudaraan yang saya bangun dengan dia jauh lebih berarti dan bermanfaat, ketimbang saya harus egois memikirkan perasaan saya.
Ada hal-hal penting yang bisa saya pelajari, dalam berbagi cinta tidak selamanya kita harus saling memiliki tetapi sebenarnya adalah untuk saling mendukung, menguatkan, mengingatkan, dan memberitahu ketika salah. Karena itulah cinta yang hakiki.

Terakhir, kesimpulan yang tak kalah pentingnya. Yang harus saya pikirkan juga adalah masa-masa PMS, dimana masa-masa itu adalah masa-masa kegalauan yang sangat mengkudeta perasaan saya. Jadi saya harus sangat waspada karena ketika saya PMS ada bisikan-bisikan sikap ke-anak-anakan itu muncul. Dan saya tidak mau membuat kekuatan dan pertahanan saya runtuh karena masalah perasaan yang egois.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar